Cute Hello Kitty 4
RSS
Rasa Apa

Lagi-lagi, aku terjatuh.
Aku membuka pelupuk mataku perlahan, mencoba untuk menyingsing sinar baru pada otakku yang penat ini. Sekujur tubuhku kaku, tak berdaya. Isak tangis masih terdengar dari bibirku, dan air mata tak sudi untuk berhenti mengalir melewati pipiku. Rasanya aku ingin berteriak pada dunia, namun kutahu aku tak akan bisa. Kurasakan sesaknya dada ini- seperti ribuan pisau menghujamku.
“Okay, everything gonna be alright.” benakku dalam hati, membisu. Oh tentu kutahu, aku tak akan bisa membohongi diriku sendiri. Pure honestly, nothing gonna be alright.
Jatuh kali ini bukan seperti biasanya. Jatuh kali ini lebih sakit, dan jatuh kali ini membuatku merasakan luka yang tak pernah kualami sebelumnya. Yang kali ini lebih jahat- ia membiarkanku masuk dalam permainannya, dan dia membiarkanku jatuh.
Teman, sebenarnya aku tak tahu, apa yang menyebabkan aku terjatuh. Ada suatu rasa yang membuatku terjatuh. Rasa yang membuatkan sejuta tanya dan bisu yang menyeringai santai. Sungguh, aku benci kamu rasa. Rasa ini tiba-tiba datang menyelonong masuk ke dalam pintu hatiku, kemudian pergi dengan sejuta luka di hati. Sungguh, aku benci.
Kenapa harus aku yang merasakan terjatuh untuk kesekian kalinya? Kenapa harus aku? Kenapa bukan dia? Kenapa aku bertanya? Kenapa kau tak pernah menjawab?
Aku benci rasa itu. Rasa yang membuat hatiku lemah. Rasa yang membuat jantungku berdegup lebih cepat. Rasa yang membuat pelupuk mataku tergenang. Dan juga rasa yang membuat otakku muak akan semua ini.
Rasa itu sungguh keterlaluan, ia memperlakukanku sebagai boneka kecilnya- yang bisa dipermainkan sesuka hatinya. Rasa ini juga membutakanku, seakan aku hanya kelinci percobaan untuknya.
Rasa itu sungguh sangat membuatku tersiksa, membuatku tertawa, lalu memaksaku untuk diam. Rasa ini juga menerbangkanku, kemudian menjatuhkanku. Aku tersenyum untuk rasa ini, tapi rasa ini memang tidak tahu diri- ia selalu membuatku tenggelam dalam tangis. Dan rasa ini selalu membuatku berharap, tapi kutahu harapan itu sia-sia.
Rasa ini kejam. Ia mengajariku caranya menangis, tapi tidak mengajariku melupakan caranya menangis. Ia juga mengajariku caranya meratap, dan teringat pada masa lalu. Tapi dia tidak mengajariku, bagaimana melupakan caranya meratap, dan teringat pada masa lalu. Sungguh keterlaluan.
Tapi, aku tersadar.
Aku harus berterimakasih pada rasa ini. Rasa ini telah mengajarkanku tersenyum di dalam tangis. Rasa ini telah mengajarkanku tegar di dalam kesunyian hati. Dan rasa ini juga, yang mengajarkanku tertawa di dalam keputusasaan.
Apa kau tahu, rasa apa itu kawan?
Hanya satu, rasa cinta. Rasa yang kutaruh kepada seseorang setelah begitu lamanya, dan sekarang dia membalas cintaku untuk orang lain. Miris memang. Aku selalu menghujami hatiku dengan sejuta ‘harusnya’.
Harusnya, kita tak perlu melanjutkan perkenalan itu ke dalam hal yang lebih serius, agar tak ada perasaan terlarang yang tumbuh.
Harusnya, aku tak perlu jatuh cinta padamu; agar aku tak merasakan jatuh cinta sendirian.
Harusnya, aku yang berada di sampingmu, menghapus air matamu, dan tertawa dibawah rembulan bersamamu, bukan dia.
Harusnya, tak perlu ada kita. Agar saat terjadi perpisahan, tak perlu ada lagi yang terhempas keras.
Bisakah aku mencabut rasaku? Bisakah aku mengentikan aliran dari mataku ini? Bisakah aku melupakan caranya teringat padamu? Bisakah aku berhenti memutar memori tentangmu?
Aku tidak sanggup. Aku tidak kuat. Aku tidak bisa. Dan aku tidak akan pernah bisa.
Masih dengan air mataku, aku meraih secarik kertas.


R A S A       A P A

Tuhan, rasa apa ini.
Rasa yang membuat hatiku lemah
Rasa yang membuat jantungku berdegup lebih cepat
Rasa yang membuat pelupuk mataku tergenang
Rasa yang membuat otakku muak akan semua ini

Rasa ini mendalangiku
Seolah akulah boneka kecilmu
Rasa ini membutakanku
Seolah aku hanyalah kelinci percobaanmu

Rasa ini kadang membuatku tertawa, lalu terdiam.
Rasa ini kadang membuatku terbang, lalu terjatuh.
Rasa ini kadang membuatku tersenyum, lalu tenggelam dalam tangis.
Dan rasa ini kadang membuatku berharap, tapi harapan itu sia-sia.

Rasa yang tak pernah hilang,
Tolong ajari aku.
Melupakan caranya menangis
Melupakan caranya meratap
Melupakan caranya teringat pada masa lalu

Terima kasih, rasa.
Rasa yang mengajarkanku tersenyum di dalam tangis.
Rasa yang mengajarkanku tegar di dalam kesunyian hati.
Rasa yang mengajarkanku tertawa di dalam keputusasaan.
Terima kasih, cinta.


Tangisku semakin menjadi-jadi ketika aku menuliskan kata terakhir di dalam kertas tersebut. Karena aku pernah mencintai, tapi disakiti. Karena aku pernah memiliki, tapi aku kehilangan. Karena aku pernah tulus, tapi aku dibohongi. Dan karena aku pernah berharap, tapi harapan itu sia-sia.
Masih dalam genangan air mata di pipiku, aku mulai memasuki alam mimpi dibawah hangatnya sinar rembulan, hanya sendiri.


LOVE IS ALL THAT FEAR×

Sometimes I was wondering and all those imaginaries ran out of my mind. I always have a story before I sleep, and you’re my favourite part in every story & my 2pm dream. If I can’t, I just want to go back when I’m on 2yo. No games, no lies, no secrets, just pure honestly. That’s how life’s supposed to be, I just gave my tears for toys. And now? I waste my tears for someone who never gave his’ tears for me.
I waste one, because I missed you.
I waste one, because of you hurting me.
I waste one, because you won’t talk to me.
I waste one, because you doing fine and I’m broken.
I waste one, because I have no idea who you gave ur tears to.
And I waste millions, because I have realized that u’re belong to herself.
Then I waste billions, because fears of you have ruin my life.
But, I realized…
Cinderella walked on broken glass.
Aurora let a whole lifetime pass.
Belle fell in love with a hideous beast.
Jasmine married a common thief.
Ariel walked on land for love.
Snow White barely escaped a knife.
Because love means facing ur biggest fears.
Then I just keep quiet, and understand. Hide my feelings as I can, although it sicks. xx

well, hi there.

I’m pretty sure that I miss this blog very muucho! geez, it have been like 1 year or over since my last post huhuL but ikr that u miss me to, ryt? hahahah jk
Awkaay, I’m still the old sheryn laura. but I think my posts are so boredoom, so pengenlah ngubah style postan di blog hihi. Can I? Wuihihi kira-kira bakalan jadi gimana yaa the new post style of meh? hahaha lets see ya!

By the way, I’m so thankful for my visitors! glad to have u fufufu muchlove and also don’t forget to follow me on twitter/ ask.fm as sherynla, and follow my instagram at sherynls. Check out http://soundcloud.com/sherynls too guise! hihi gracias, ich liebe diccch!
 
Bobblehead Bunny